Jumat, 19 Oktober 2012

Penggunaan Garam pada Pengobatan&Karantina Ikan

Penggunaan garam pada pengobatan ikan sakit dan pada proses karantina ikan koi baru,sudah menjadi hal yang lumrah dikalangan hobies.Dan garam sudah dianggap sebagai " obat dewa " yang bisa menyembuhkan segala penyakit dan obat panjang umur. Tidak dipungkiri memang demikianlah adanya,namun yang menjadi pertanyaan apakah benar semua menjadi selesai,,,,?????

Penyebab Penyakit ikan dapat di kelompokkan menjadi tiga golongan, yakni parasit, bakteri , virus dan racun. Apakah semua penyebab penyakit ini semua dapat dibasmi dengan garam ? Jawabannya pun dapat juga kita kelompokkan menjadi beberapa kelompok jawaban,


  • YA, untuk sebagian parasit, namun tidak untuk untuk jenis bakteri & virus tertentu ( misalkan KVH )
  • Ya, untuk sebagian bakteri & sebagian kecil virus, namun tidak membasmi hanya meredam ( menurunkan kinerja / me nonaktifkan )
  • TIDAK, karena sifatnya hanya "mentidurkan / me nonaktifkan ", tinggal menunggu waktu kapan akan muncul kembali.
  • TIDAK, tiap jenis sumber penyakit mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap nilai salinitas tertentu.
  • YA, pada kadar salinitas extrem ( sangat tinggi ), apa ikan yang di karantina juga tidak ikut " ter-basmi "

seandainya saja kita anggap atau kita asumsikan garam dapat mengatasi, apakah urusan / masalah selesai ??? mungkin masalah sakit / penyakit dapat selesai ( misalkan kita anggap / amsumsikan saja selesai ), namun masalah lainnya sudah menanti tinggal menunggu waktu.Masalah apa itu???

pada proses karantina ikan baru atau pada proses karantina sakit pada kolam / bak  karantina dengan penggunaan garam sebagai treatment bertujuan untuk membuat air memiliki kadar garam tertentu ( meningkatkan kadar salinitas ) dengan tujuan untuk membasmi sumber penyakit, namun seperti telah di jelaskan semua diatas tidaklah bisa demikian adanya. Masalah - masalah berikutnya sudah menanti kita, antara lain :

Tinggal menunggu waktu sumber penyakit akan mencul kembali, seperti yang telah disebutkan sebelumnya garam yang sifatnya hanya men nonaktifkan, jadi tujuan karantina untuk mensterilkan sumber penyakit menjadi gagal, dalam artian proses karantina gagal.
pada saat sumber penyakit aktif kembali, cukup membahayakan penghuni kolam / akuarium lama.

Setelah proses karantina selesai tentu ikan akan di kembalikan pada kolam / akuarium, fakta yang ada terjadi perbedaan tingkat salinitas yang tinggi antara tempat karantina dan kolam / akuarium sehingga rawan menimbulkan stress terhadap ikan sehingga rawan timbul masalah lain, misalkan keindahan pada ikan hias atau produktivitas pada ikan konsumsi, ikan melompat keluar dll sehingga menyebabkan kerugian.

terutama pada ikan yang rentan stress ( seperti pada ikan koi ), dapat mengakibatkan trauma yang dapat menyebabkan perubahan pada kualitas warna dan atau pola warna, terutama pada jenis doitsu dan hikari.

Bagaimana dengan pengobatan pada wadah utama ( kolam, akuarium , empang,dan lainnya ) ?
sering kali kita sering mendengar istilah " bom garam " ( tindakan memberikan garam dalam jumlah tertentu dalam cukup banyak dengan tujuan membuat kondisi salinitas tertentu ), apa dampak negatifnya ?

Selain hal - hal yang sudah di sebutkan pada proses karantina, yang cukup membahayakan adalah mengukur tingkat salinitas pada kolam, terutama pada kolam outdoor, seiring dengan terjadinya penguapan kadar salinitas akan merangkak naik juga.Pada kondisi nilai tertentu kadar salinitas melebihi batas ketahanan maksimal akan terjadi kematian masal,terutama bagi yang tidak memiliki alat ukur parameter air hal ini cukup merepotkan.

pada saat kondisi salinitas belum mencapai titik maksimal ketahanan, apabila ada penambahan penghuni baru, akan menjadi masalah tersendiri pada pendatang baru tersebut, karena perbedaan konsisi salinitas yang besar dari tempat asalnya, walau tidak masalah pada penghuni lama yang sudah dapat menyesuaikan diri ( adaptasi ) dengan kondisi yang ada.

seringkali yang kita abaikan adalah dampak samping dari tindakan tersebut adalah pengaruhnya terhadap peralatan dan perlengkapan kolam yang bisa saja hanya tahan terhadap kondisi salinitas tertentu, atau dapat menurunkan kinerja dan usia pakai peralatan tersebut.

penggunaan garam haruslah di gunakan secara bijak, misalkan saja untuk pertolongan pertama pada saat persedian obat ikan kita sedang kosong, itupun memerlukan penyesuaian pada saat pemakaian obat ataupun penyesuaian air.

Dan seringkali kita hanya menghitung dari segi biaya jangka pendek yang memang lebih murah namun pada perhitungan jangka panjang biaya yang di timbulkan justru lebih besar. Penggunaan obat - obatan ikan lebih efektif karena memang telah dirancang khusus untuk menyelesaikan masalah - masalah tersebut dengan menghilangkan dampak - dampak negatifnya. Pada Akhirnya penggunaan garam ataupun obat ikan, berpulang kepada pemikiran individu masing - masing, dengan sudut pandang yang berbeda - beda pula, jangka pendek atau jangka panjang, sekedar murah atau efisiensi dan efektivitas.

by - 3asper

Tidak ada komentar:

Posting Komentar